Sepak Bola Internasional – Manchester City kalah lagi, tim yang mendominasi sepak bola Eropa dalam beberapa tahun terakhir, kini berada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Kekalahan terbaru mereka dari Juventus dengan skor 0-2 pada laga fase grup Liga Champions 2024/25 semakin memperburuk nasib mereka di kompetisi ini. Dengan hasil ini, The Citizens terancam gagal lolos ke babak berikutnya, sebuah skenario yang sulit dibayangkan bagi juara Liga Champions musim 2022/23.
Hasil buruk tersebut membuat Manchester City saat ini berada di peringkat 22 klasemen sementara. Dalam format baru Liga Champions, hanya 24 tim terbaik yang akan lolos ke fase selanjutnya, dengan delapan tim teratas mendapatkan tiket langsung ke babak 16 besar. Situasi ini memaksa City harus menang di dua laga sisa mereka, melawan Paris Saint-Germain dan Club Brugge, untuk menjaga harapan mereka tetap hidup.
Baca Juga : Real Madrid Amankan Kemenangan, Kylian Mbappé Terpaksa Keluar Lapangan Akibat Cedera
Performa dan Mentalitas yang Rapuh Membuat Manchester City Kalah
Kekalahan dari Juventus menjadi salah satu dari tujuh kekalahan yang dialami Manchester City dalam 10 pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi. Ini merupakan periode terburuk dalam era Pep Guardiola, di mana untuk pertama kalinya ia gagal memenangkan tiga pertandingan berturut-turut di fase grup Liga Champions.
Rio Ferdinand, pundit sepak bola ternama, menyoroti bahwa masalah utama City terletak pada mentalitas mereka. Dalam analisisnya, Ferdinand menyebut bahwa City kini kehilangan rasa percaya diri yang menjadi fondasi keberhasilan mereka di masa lalu.
“Ada sesuatu yang salah dalam mentalitas tim ini. Pemain yang dulu mampu bangkit setelah melakukan kesalahan kini tampak tertekan dan kehilangan arah. Ini adalah situasi yang tidak biasa bagi mereka, dan itu terlihat jelas di lapangan,” ujar Ferdinand.
Statistik yang Mengkhawatirkan: Jatuhnya Performa Sang Juara
Musim ini, Manchester City berada dalam performa yang sangat kontras dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Selain terancam gagal di Liga Champions, City juga tertinggal delapan poin dari Liverpool di puncak klasemen Premier League.
Tim asuhan Guardiola juga telah tersingkir lebih awal dari Piala Liga, sesuatu yang jarang terjadi dalam beberapa musim terakhir. Statistik menunjukkan bahwa City kehilangan intensitas dan soliditas yang menjadi ciri khas mereka, dengan lini pertahanan sering kali terbuka dan lini serang kurang produktif.
Pertaruhan di Paris: Laga Penentuan di Tandang PSG
Selanjutnya, Manchester City akan menghadapi Paris Saint-Germain dalam laga tandang yang menjadi ujian besar lainnya. PSG, yang berada di posisi eliminasi pertama, juga memiliki motivasi besar untuk menang agar bisa lolos ke babak berikutnya.
Dengan tekanan besar yang mengintai, Guardiola harus menemukan solusi cepat untuk membangkitkan timnya. Jika mereka gagal meraih kemenangan di Paris, pertandingan terakhir melawan Club Brugge di Januari akan menjadi laga hidup-mati bagi City.
Masalah Internal Penyebab Manchester City Kalah Lagi
Selain masalah performa di lapangan, Manchester City juga harus menghadapi sejumlah kendala internal. Beberapa pemain kunci absen akibat cedera, dan kedalaman skuad yang selama ini menjadi kekuatan mereka tampaknya tidak lagi cukup untuk menutupi kekurangan.
Guardiola, yang terkenal dengan rotasi pemain dan taktik fleksibelnya, kini tampak kesulitan menemukan kombinasi yang tepat. Beberapa pemain seperti Erling Haaland dan Rodri mulai menunjukkan penurunan performa, sementara pemain baru belum memberikan dampak signifikan
Harapan Tersisa: FA Cup dan Kebangkitan di Premier League
Meskipun musim ini penuh dengan tantangan, harapan belum sepenuhnya hilang bagi Manchester City. Mereka masih memiliki peluang untuk bangkit di Premier League dan mengejar trofi di FA Cup. Namun, untuk mewujudkan itu, Guardiola harus segera memperbaiki mentalitas dan performa timnya.
Musim ini mungkin akan menjadi momen refleksi bagi City, yang selama ini menikmati kejayaan di bawah asuhan Guardiola. Bagaimana mereka menghadapi krisis ini akan menjadi penentu arah klub di masa depan.
Sumber : BolaNet