Sepak Bola Internasional – Manchester United kembali terpuruk di era Ruben Amorim, MU kini tengah menjalani salah satu fase terburuk mereka dalam beberapa tahun terakhir. Kekalahan 0-2 dari Wolverhampton pada pekan ke-18 Premier League menjadi kekalahan ketiga beruntun Setan Merah, menambah panjang derita mereka musim ini.
Ruben Amorim, pelatih yang datang dengan reputasi cemerlang dari Sporting CP, diharapkan membawa perubahan positif. Namun, hasil yang diraih sejauh ini jauh dari ekspektasi. Dari 10 laga yang sudah dimainkan bersama Amorim, MU menelan lima kekalahan. Lantas, apa saja faktor yang membuat Manchester United terpuruk?
Baca Juga : Liburan Natal Cristiano Ronaldo: Tantangan Es di Lapland, Momen Keluarga, dan Komitmen Kebugaran
1. Lini Pertahanan yang Bocor Buat Manchester United Terpuruk
Masalah terbesar MU saat ini adalah kelemahan di lini belakang. Dalam 10 pertandingan di bawah Amorim, United hanya mencatatkan satu clean sheet dan kebobolan total 19 gol—rata-rata hampir dua gol per pertandingan.
Tiga kekalahan terakhir menunjukkan bahwa pertahanan MU mudah dieksploitasi, dengan delapan gol bersarang di gawang mereka. Meski Andre Onana kerap disorot, masalah ini lebih dalam dari sekadar performa penjaga gawang. Sistem pertahanan yang diterapkan Amorim tampaknya belum berjalan sesuai rencana, terutama dalam transisi bertahan.
2. Lemahnya Antisipasi Bola Mati
MU terus mengulang kesalahan dalam mengantisipasi situasi bola mati. Pada tiga laga terakhir, mereka kebobolan melalui situasi sepak sudut atau tendangan bebas. Bahkan, dua gol langsung dari sepak sudut (gol olimpik) menjadi bukti lemahnya koordinasi di lini belakang.
Ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi juga mental. Ketidaksiapan para pemain dalam situasi krusial seperti ini mencerminkan kurangnya fokus dan kepercayaan diri. Ruben Amorim harus segera mencari solusi untuk memperbaiki kelemahan ini sebelum menjadi kebiasaan yang sulit diubah.
3. Ketumpulan Lini Depan
Tak hanya pertahanan yang menjadi masalah, lini serang MU juga tampil jauh dari kata memuaskan. Dalam dua laga terakhir, United gagal mencetak satu gol pun.
Rasmus Højlund dan Joshua Zirkzee, dua penyerang muda yang diandalkan Amorim, belum menunjukkan konsistensi di depan gawang. Sementara itu, pemain-pemain seperti Alejandro Garnacho dan Amad Diallo juga belum mampu memberikan kontribusi maksimal.
Krisis semakin dalam dengan absennya Marcus Rashford dari tim utama. Hubungan yang memburuk antara Amorim dan Rashford menciptakan ketegangan di ruang ganti, membuat MU kehilangan salah satu penyerang paling produktif mereka.
4. Manchester United Semakin Terpuruk dengan Perubahan Taktik yang Radikal
Amorim mencoba membawa sistem permainan tiga bek yang membawanya sukses di Sporting CP. Namun, di United, penerapan sistem ini menghadapi tantangan besar. Mayoritas pemain MU terbiasa bermain dengan formasi empat bek, baik di era Erik ten Hag maupun sebelumnya.
Ketidakcocokan pemain dengan sistem baru ini terlihat jelas. Pemain seperti Harry Maguire, Raphael Varane, dan Lisandro Martinez kesulitan beradaptasi dengan peran mereka di formasi tiga bek. Hasilnya, lini belakang United kerap terlihat kacau saat menghadapi tekanan lawan.
5. Eksperimen Tanpa Henti
Selain radikal dalam taktik, Amorim juga gemar bereksperimen dengan komposisi pemain. Ia sering merotasi starting XI dan mencoba pemain di posisi baru.
Contohnya, Amad Diallo yang awalnya bermain sebagai wingback, belakangan sering dimainkan sebagai gelandang serang. Sementara itu, Noussair Mazraoui menjalani peran yang berubah-ubah, dari bek tengah kanan hingga wingback kanan. Perubahan ini, meski dimaksudkan untuk fleksibilitas, malah menimbulkan kebingungan di antara para pemain.
Sumber : BolaNet