Real Madrid Kehilangan Arah Pasca-Kroos: Lini Tengah Jadi Titik Lemah yang Terbuka Lebar
Sepak Bola Internasional – Kekalahan menyakitkan Real Madrid dari Arsenal dengan agregat 1-5 di perempat final Liga Champions musim ini bukan hanya soal kekalahan di lapangan—ini adalah simbol keretakan mendalam di lini tengah mereka. Kepergian Toni Kroos, yang pensiun di akhir musim 2023/24, meninggalkan lubang besar yang hingga kini belum mampu diisi oleh siapa pun.
Selama hampir satu dekade, Kroos menjadi pusat kreativitas dan distribusi bola Real Madrid. Ia bukan hanya gelandang yang piawai mengatur tempo, tetapi juga menjadi pemimpin senyap yang memandu ritme permainan Los Blancos. Kini, tanpa dirinya, Madrid seperti kehilangan blueprint identitas permainan mereka.
Baca Juga : Bayern Munchen Tancap Gas Demi Florian Wirtz
Real Madrid Kehilangan Arah di Lini Tengah
Absennya Kroos sangat terasa ketika Madrid mencoba membendung tekanan dari Arsenal. Dalam dua leg, lini tengah Madrid begitu mudah ditembus dan tidak mampu mempertahankan penguasaan bola. Eduardo Camavinga, Aurelien Tchouameni, dan bahkan Jude Bellingham tidak mampu menandingi kerja kolektif Declan Rice dan Martin Odegaard di kubu lawan.
Camavinga, meskipun penuh potensi, masih belum cukup matang dalam pengambilan keputusan. Tchouameni terlihat pasif dan cenderung defensif, sehingga Madrid kehilangan penghubung antara pertahanan dan lini depan. Sementara Bellingham, yang lebih berperan sebagai gelandang serang, kerap terisolasi karena minimnya sokongan dari belakang.
Umpan panjang dan crossing menjadi pola utama serangan Madrid, tetapi tanpa sosok seperti Joselu atau Karim Benzema, pola itu sia-sia. Tidak ada striker klasik yang bisa mengeksekusi peluang dari bola-bola udara, sehingga dominasi penguasaan bola menjadi hal yang sia-sia.
Kesalahan Strategis Manajemen Real Madrid Hingga Kehilangan Arah
Kritik kini diarahkan kepada Presiden Real Madrid, Florentino Perez, yang dinilai tidak sigap mempersiapkan transisi pasca-Kroos. Meski memiliki kekuatan finansial besar, Madrid justru tidak mendatangkan gelandang pengatur serangan baru musim panas lalu. Fokus utama mereka tertuju pada sektor depan dengan mendatangkan Kylian Mbappe, namun justru mengabaikan area vital yang menjadi penentu alur permainan.
Perez kini berada dalam tekanan publik yang tinggi. Laporan dari Marca dan AS menyebutkan bahwa jajaran manajemen tengah mengevaluasi beberapa nama untuk memperkuat lini tengah musim panas nanti. Salah satu nama yang muncul adalah Bruno Guimarães (Newcastle United), Frenkie de Jong (Barcelona), serta Florian Wirtz (Leverkusen), meskipun transfer tersebut tidak akan mudah atau murah.
Waktu Mendesak dan Tekanan Semakin Besar
Piala Dunia Antarklub akan dimulai pada pertengahan Juni 2025, memberikan Real Madrid jeda waktu kurang dari sebulan setelah La Liga berakhir. Di saat banyak pemain akan membela negaranya masing-masing dalam agenda internasional, waktu untuk melakukan persiapan akan sangat sempit.
Jika Madrid tidak bergerak cepat di bursa transfer, mereka akan kembali menghadapi musim baru tanpa fondasi lini tengah yang kokoh. Jika mereka berhasil mengamankan pelatih baru seperti Xabi Alonso atau Jurgen Klopp, kualitas pemain tetap akan menjadi penentu utama.
Real Madrid tak hanya butuh pemain bertalenta, mereka butuh gelandang yang bisa menjadi pemimpin seperti Toni Kroos yang tak hanya bermain, tetapi juga berpikir untuk seluruh tim. Sampai itu terjadi, bayangan Kroos akan terus menghantui ruang ganti di Santiago Bernabéu.
Sumber : Bolanet