Sepak Bola Internasional – Mourinho vs Guardiola, kedua nya kembali terlibat perang kata-Kata, dua pelatih legendaris ini saling sindir usai kekalahan Manchester City 0-2 di kandang Liverpool.
Latar Belakang Perang Kata-Kata
Jose Mourinho dan Josep Guardiola, dua sosok yang kerap dibandingkan dalam dunia sepak bola modern, kembali menjadi pusat perhatian. Kali ini, perseteruan keduanya bukan di lapangan hijau, melainkan melalui komentar pedas yang saling dilontarkan. Mourinho merespons aksi dan pernyataan Guardiola yang menyindirnya terkait jumlah trofi yang mereka raih selama karier kepelatihan mereka.
Guardiola, yang saat ini menukangi Manchester City, sebelumnya menghadapi ejekan dari suporter Liverpool usai kekalahan 2-0 di Anfield. Dalam laga tersebut, suporter Liverpool meneriakkan chant yang menyindir Guardiola akan segera dipecat. Sebagai balasan, Guardiola mengangkat enam jarinya—merujuk pada jumlah trofi yang ia menangi bersama City.
Baca Juga : Mbappe Gagal Penalti: Real Madrid Takluk 1-2 di Kandang Athletic Bilbao
Sindiran Guardiola Mengingatkan pada Mourinho
Gestur Guardiola ini langsung mengingatkan banyak pihak pada aksi serupa Jose Mourinho saat menangani Manchester United. Ketika itu, Mourinho mengangkat tiga jarinya, simbol dari treble yang ia raih bersama Inter Milan atau tiga gelar yang ia menangkan selama di Old Trafford.
Namun, Guardiola tidak melewatkan kesempatan untuk menyinggung Mourinho. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut bahwa dirinya lebih unggul dengan enam trofi dibandingkan tiga milik Mourinho. “Saya menang enam, ia tiga. Tapi kami sama-sama suka menunjukkan jari,” sindir Guardiola dengan nada tajam.
Balasan Panas Mourinho: Menyentil Isu Legal Manchester City
Jose Mourinho, yang kini menukangi Fenerbahçe, tak tinggal diam. Dalam sebuah wawancara, Mourinho melontarkan balasan yang tajam dan penuh sindiran terhadap Guardiola serta Manchester City. Ia menyinggung masalah hukum yang tengah dihadapi klub tersebut terkait dugaan pelanggaran finansial.
“Guardiola mengatakan ia menang enam trofi dan saya tiga. Tapi saya menang dengan cara yang adil dan bersih,” ucap Mourinho dengan nada menusuk.
Ia melanjutkan, “Jika saya kalah, saya akan mengucapkan selamat kepada lawan saya karena mereka lebih baik. Saya tidak ingin menang dengan menghadapi 150 tuntutan hukum,” sindir Mourinho, merujuk pada banyaknya kasus yang melibatkan Manchester City terkait aturan Financial Fair Play.
Mourinho vs Guardiola, Perang Lama yang Berlanjut
Perseteruan antara Mourinho dan Guardiola bukanlah hal baru. Sejarah rivalitas mereka dimulai saat Mourinho melatih Real Madrid dan Guardiola menangani Barcelona. Duel El Clasico di era tersebut sering kali penuh emosi dan kontroversi, baik di dalam maupun luar lapangan.
Kini, meskipun mereka berada di liga yang berbeda, rivalitas mereka tetap hidup melalui komentar-komentar pedas. Mourinho, dengan gaya khasnya yang blak-blakan, tidak pernah ragu untuk menyerang balik siapa pun yang menyentilnya, termasuk Guardiola.
Reaksi Publik dan Pengaruh Terhadap Sepak Bola Modern
Komentar Mourinho tentang “keadilan” dalam kemenangan langsung memicu perdebatan di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola. Banyak yang mendukung pandangan Mourinho, mengingat kontroversi yang mengelilingi Manchester City terkait dugaan pelanggaran aturan keuangan. Di sisi lain, pendukung Guardiola menganggap Mourinho hanya iri terhadap kesuksesan mantan pelatih Barcelona itu.
Perang kata-kata ini juga menunjukkan bagaimana rivalitas personal antara dua pelatih besar masih menjadi bumbu menarik dalam dunia sepak bola. Bagi penggemar, momen seperti ini memberikan dimensi lain yang menarik dari olahraga yang sudah sarat dengan drama di lapangan.
Akankah Rivalitas Mourinho vs Guardiola Ini Berakhir?
Meskipun Mourinho dan Guardiola telah menempuh jalur karier yang berbeda, jelas bahwa perseteruan mereka masih jauh dari selesai. Dengan gaya mereka yang sama-sama percaya diri dan kontroversial, setiap komentar memiliki potensi untuk memicu respons yang lebih besar.
Dunia sepak bola akan terus menyaksikan bagaimana dua pelatih legendaris ini saling bersaing, baik dalam hal trofi maupun perang kata-kata. Satu hal yang pasti: Mourinho dan Guardiola tidak akan pernah membiarkan cerita ini berakhir tanpa drama tambahan.
Sumber : BolaNet